Jumat, 17 Februari 2012

SMP AR-RAHMAT WERAGATI - PALASAH


SMP AR-RAHMAT
( SEKOLAH BERBASIS PESANTREN)


  1. LATAR BELAKANG

1.      Melahirkan SDM Yang Unggul

Menjawab tantangan kehidupan masa depan yang semakin kompetitif dan kebutuhan pendidikan untuk melahirkan anak Indonesia yang unggul, diperlukan sebuah model pendidikan yang mampu mengintegrasikan antara pengembangan potensi peserta didik dengan pengembangan kecerdasan spiritual keagamaan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan moralitas serta kecakapan hidup yang tinggi sehingga menjadi sumber daya manusia Indonesia yang handal, memiliki integritas intelegent quotient (IQ), spritual quetioent (SQ) dan emotional quotient (EQ) serta berwatak plural dan multikultural. SDM yang unggul dapat menghargai hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju terbentuknya masyarakat yang madani (beradab) dengan ciri penghargaan terhadap hak asasi manusia, kepekaan dalam kebinekaan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, dan kesetaraan gender.

Dalam proses pendidikan ini peserta didik mengembangkan potensi melalui proses interaksi dengan sumber belajar antara lain lingkungan pendidikan, pendidik, dan kawan sebaya. Proses pendidikan ini akan memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang cukup untuk mewujudkan empat pilar pendidikan (UNESCO), yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk mampu melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together) melalui pendekatan learning how to learn.

Secara singkat SDM unggul adalah SDM yang menguasai kecerdasan dan dilandasi keimanan dan ketakwaaan serta mampu berkarya.

2.      Memadukan Keunggulan Dua Sistem: Sekolah dan Pesantren

Pilihan memadukan sistem sekolah dan Pesantren  ini diambil setelah melihat dan mengamati secara seksama mutu pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing sistem. Secara umum, pesantren dan sekolah merupakan dua satuan pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda satu sama lain. Bila mereka berjalan sendiri-sendiri, ada potensi dan kekuatan pendidikan yang terbuang sia-sia. Namun bila kedua unggulan itu dapat disatukan, maka akan lahir sebuah kekuatan pendidikan yang komprehensif untuk melahirkan anak Indonesia yang unggul.