SMP AR-RAHMAT
( SEKOLAH BERBASIS PESANTREN)
- LATAR BELAKANG
1. Melahirkan SDM Yang Unggul
Menjawab tantangan kehidupan masa depan yang
semakin kompetitif dan kebutuhan pendidikan untuk melahirkan anak Indonesia
yang unggul, diperlukan sebuah model pendidikan yang mampu mengintegrasikan
antara pengembangan potensi peserta didik dengan pengembangan kecerdasan
spiritual keagamaan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan moralitas
serta kecakapan hidup yang tinggi sehingga menjadi sumber daya manusia
Indonesia yang handal, memiliki integritas intelegent quotient (IQ), spritual
quetioent (SQ) dan emotional quotient (EQ) serta berwatak plural dan
multikultural. SDM yang unggul dapat menghargai hak dan kewajiban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju terbentuknya
masyarakat yang madani (beradab) dengan ciri penghargaan terhadap hak asasi
manusia, kepekaan dalam kebinekaan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, dan
kesetaraan gender.
Dalam proses pendidikan ini peserta didik
mengembangkan potensi melalui proses interaksi dengan sumber belajar antara
lain lingkungan pendidikan, pendidik, dan kawan sebaya. Proses
pendidikan ini akan memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang
cukup untuk mewujudkan empat pilar pendidikan (UNESCO), yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk mampu melakukan (learning to do),
belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama
(learning to live together) melalui pendekatan learning how to learn.
Secara singkat
SDM unggul adalah SDM yang menguasai kecerdasan dan dilandasi keimanan dan
ketakwaaan serta mampu berkarya.
2.
Memadukan Keunggulan Dua Sistem: Sekolah dan Pesantren
Pilihan
memadukan sistem sekolah dan Pesantren
ini diambil setelah melihat dan mengamati secara seksama mutu pendidikan
yang dilahirkan oleh masing-masing sistem. Secara umum, pesantren dan sekolah
merupakan dua satuan pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang
berbeda satu sama lain. Bila mereka
berjalan sendiri-sendiri, ada potensi dan kekuatan pendidikan yang terbuang
sia-sia. Namun bila kedua unggulan itu dapat disatukan, maka akan lahir sebuah
kekuatan pendidikan yang komprehensif untuk melahirkan anak Indonesia yang
unggul.